2. Fatimah binti Muhammad


         Fatimah adalah putri tercinta Rasulullah SAW. Dia sering disebut sebagai Ummu Husain,isteri dari Ali bin Abi Thalib, shahabat Rasulullah SAW. dan berputra Hasan, Husein, Ummu Kulsum, dan Zainab. Fatimah mempunyai budi pekerti yang sangat mulia, yaitu sabar, patuh kepada suami, dan selalu mensyukuri karunia Allah SWT yang diberikan kepadanya apa pun bentuknya. Termasuk di dalamnya adalah kesederhanaan keluarganya. Atas kemuliaannya itulah, Rasulullah SAW memujinya kerana jarang ditemukan wanita Quraisy yang mempunyai perilaku demikian.

         Rasulullah SAW sangat sayang kepada putri tercintanya, Fatimah. Pernah suatu ketika Fatimah berjalan bersama putri Abu jahal. Mengetahui kejadian itu, maka Rasulullah SAW marah dan berkata,”Demi Allah, aku tidak ingin melihat putri Rasulullah berkumpul dengan putri Abu Jahal, karena lelaki itu musuh Allah, Sedang Fatimah adalah sibiran dagingku, yang bila terjadi sesuatu yang mencelakakan dirinya aku merasakan sakitnya, apalagi hal yang membahayakan keselamatannya, akulah yang paling menderita.”

         Fatimah kepada Rasulullah (ayahnya) juga sangat sayang. Ketika Rasulullah mendapatkan siksaan dari kafir Quraisy, Fatimah adalah salah seorang wanita yang sering menghibur dan mnguatkan Beliau.
         Demikian juga ketika Rasulullah wafat, Fatimahlah orang yang paling merasa kehilangan. Karena bagi Fatimah, selain sebagai seorang ayah, Rasulullah SAW juga seorang penuntun yang membawa kepada kemuliaan hidup dan kebenaran Islam. Karena kasih sayangnya itu, tatkala ditinggal wafat ayahnya menyeru dengan seruan yang memilukan, seraya katanya, “Ayahanda....Ayahanda.... Jibril bersamamu...., Ayahanda.... Tuhan memanggilmu..., dan Dia akan mendapatkamu di surga Firdaus-nya.” Ketika Rasulullah telah selesai dimakamkan, kepada hadirin Fatimah berkata dengan keras, “Hai manusia, bagaimana kalian dapat menjaga jiwa kalian sedang Rasulullah telah pulang ke rahmatullah meninggalkan kita.”

         Kasih sayang Fatimah kepada ayahnya memang melebihi kasih sayang seorang putra yag lain kepada ayahnya imam Bukhari meriwayatkan bahwa Fatimah adalah orang yang paling setia merawat ayahnya. Pernah Rasulullah SAW bersabda “Hai putriku, sekarang sakitku bertambah parah.” mendengar sabda ayahnya itu, Fatimah menangis sambil menatap tajam di dekat pembaringan ayahnya. Rasulullah SAW bersabda,”Fatimah adalah teladan terbaik untuk kaum wanita aku bangga berputerikan seorang wanita (Fatimah) yang setia terhadap ayahnya...”

         Kemuliaan Fatimah juga terlihat dari ketaatan dan rasa hormat kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib. Baginya, suami adalah orang yang bertanggungjawab atas dirinya. Dia tidak pernah memasukan tamu laki-laki ke rumahnya kecuali atas izin suaminya Ismail Bin Al Khalid menceritakan bahwa sewaktu ketika Fatimah jatuh sakit. Abu bakar bermaksud menengok keadaan Fatimah. Namun Fatimah menolaknya, kecuali jika Ali bin Abu Thalib mengizinkannya. Kesetiaan Fatimah terhadap suaminya betul-betul teruji, ia takkan berani memutuskan kehendakan hatinya sebelum mendapatkan restu dari suaminya. Dan keberanian Fatimah menerima Abu bakar adalah karena izin suaminya, yaitu Ali bin Abi Thalib.

         Fatimah juga merupaka sosok seorang anak yang sangat patuh kepada ayahnya. Suatu ketika Rasulullah melihat Fatimah menegenakan kalung emas di lehernya. Beliau berkata kepadanya,”Hai Fatimah, apakah kau suka bila orang-orang berkata”: ‘Putri Rasulullah suka berhiaskan kalung terbuat dari neraka?” Mendapat teguran ayahnya itu, Fatimah langsung menjual kalung perhiasannya. Dan uang hasil penjualannya itu ia gunakan untuk memerdekakan seorang barudak.

         Itulah teladan Fatimah putri Rasulullah SAW yang hidup dalam kesderhanaan dan ketaatan. Apa pun titah ayahnya SAW, baginya adalah aturan yang harus dilakukan sedangkan suami baginya adalah kepala rumah tangga yang harus dipatuhi kebijakan –kebijakannya dia tidak berani memutuskan sesuatu tanpa ada persetujuan suami.

         Fatimah wafat pada usia 25 tahun, hari selasa bulan ramadhan tahun kesebelas hijriah. Ia wafat dalam keadaan tersenyum dan tenang ayahandanya (Rasulullah SAW) dan insyaallah mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya.


dikutip dari :
Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga, penulis : Hj. Iis Nur'aeni Afgandi dan Hj. Iis Salsabilah


Written by

0 comments: